Sabtu, 16 Juni 2012


1. Prasarana Manajemen risiko

Dalam pelaksanaan Manajemen risiko hal utama yang harus dilakukan adalah mempersiapakan segala prasarana, yaitu prasarana lunak dan keras.
a. Prasarana Lunak
Ada beberapa isu yang berkaiatan dengan penyiapan prasarana lunak untuk manajemen risiko yaitu :
1.      Mengembangkan budaya sadar risiko.
Tujuan dari mengembangkan budaya sadar risiko adalah untuk menumbuhkan kepekaan anggota organisasi terhadap adanya risiko, sehinga mereka lebih berhati-hati dalam mengambil setiap keputusan.
Setiap manajer selalu mempertimbangkan tiga aspek dalam mengambil setiap keputusan yaitu : aspek Strategis, aspek Operasi dan aspek Risiko, dengan melontarkan beberapa pertanyaan seperti berikut ini :
- Aspek Strategis : Apakah produk ini bisa memenuhi kebutuhan konsumen?
   Apakah produk ini bisa membantu pencapaian tujuan perusahaan?
-Aspek Operasi : Bagaimana memproduksi produk ini?, Apakah perusahaan mempunyai
  kemampuan memproduksi produk ini?, Bagaimana memasarkan dan mengembangkan
  jaringan distribusi untuk produk ini?.
-Aspek Risiko : Risiko apa yang bisa timpul berkaitan dengan adanya peluncuran produk ini?, Bagaimana perusahaan dapat mengendalikan risiko-risiko tersebut?
2.      Dukungan Manajemen.
Dukungan manajemen sangat penting dan sangat di butuhkan untuk sebuah organisasi dalam melaksanakan setiap operasi khususnya dukungan dari manajemen puncak. Bentuk dukungan bisa eksplisit maupun implisit. Dukungan manajemen puncak dapat dituangkan dalam bentuk tulisan, misal manajemen puncak mendukung dan ikut merumuskan/menyetujui misi dan visi, prosedur dan kebijakan, yang berkaitan dengan manajemen risiko. Dukungan manajemen juga dapat ditunjukkan melalui partisipasi manajemen pada program-program manajemen risiko.

b. Prasarana keras
 
Prasarana keras meliputi peralatan fisik seperti : Gedung perkantoran, Komputer, dan sarana sarana fisik lainnya yang mendukung proses manajemen risiko.


2.Proses Manajemen Risiko.

Proses manajemen risiko sering diterjemahkan kedalam tiga langkah yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, dan pengendalian.

. Perncanaan
Perencanaan manajemen risiko bisa dimulai dengan menetapkan visi, misi, dan tujuan yang berkaitan dengan manajemen risiko. Kemudian perencanaan manajemen risiko bisa diteruskan dengan penetapan Target, Kebijakan, dan Prosedur yang berkaitan dengan manajemen risiko. Akan lebihbaik lagi jika visi, Misi, kebijakan dan prosedur tersebut di rancang secara tertulis, sehinga memiliki dokumentasi, dokumen tertulis semacam itu akan memudahkan dalam pengarahan serta menegaskan dukungan manajemen terhadap program manajemen risiko.

.Pelaksanaan
Pelaksanaan manajemen risiko meliputi aktivitas operasional yang berkaitan dengan manajemen risiko yaitu  Proses identifikasi dan pengukuran risiko, kemudian dilanjutkan dengan manajemen (pengelolaan) risiko. Ketiga hal diatas merupakan aktivitas operasional utama dalam proses manajemen risiko.
Dalam pelaksanaan pekerjaan  manajemen risiko, dibutuhkan adanya organisasi (Struktur Organisasi) dan staffing (Personel), strurktur organisasi sangat bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya berikutadalah contoh struktur organisasi manajemen risiko :
Dalam gambar di atas , unit manajemen risiko bertanggung jawab ke manajer risiko yang disebut Chif
Risk  Officer (CRO). CRO kemudian bertangung jawab langsung pada direktur utama, pemisahan unit manajemen risiko menjadi bagian sendiri diharapkan mampu menjaga independensi unit manajemen risiko. Unit manajemen risiko memiliki kedudukan yang sama dengan unit lini (pemasaran, keuangan, produksi). Status sebagai unit lini memungkinkan kekuatan yang cukup dalam organisasi untuk mendorong praktek manajemen risiko yang baik dalam suatu organisasi. Unit lini berkomunikasi dengan unit manajemen risiko (seperti ditunjukkan gambar panah dua arah) . Komunikasi semacam itu penting agar unit manajemen risiko memperoleh gambaran yang lengkap mengenai risiko yang dihadapi perusahaan.
Aspek prilaku dari struktur organisasi manajemen risiko juga perlu diperhatikan. Pekerjaan manajemen risiko cenderung bertentangan dengan pekerjaan manajemen lini. Manajemen lini (misal pemasaran) ingin berjalan cepat tanpa memperhitungkan risiko. Manajemen risiko cenderung menahan keinginan semacam itu dengan mengingatkan risiko-risiko yang memungkin muncul.

.Pengendalian
Tahap berikutnya adalah pengendalian yang meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan menajemen risiko, output pelaporan yang dihasilkan oleh manajemen risiko, dan umpan balik. Format pelaporan manajemen risiko bervariasi dari satu organisasi dengan organisasi lainnya , dari satu kegiatan kekegiatan lainnya. Contoh format pelaporan kegiatan manajemen risiko. Gambar 1.1 menunjukkan laporan kerugian atau keuntungan, gambar 1.2 menunjukkan laporan mengenai kejadia – kejadian penting yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian, hampir rugi, eksposur perusahaan terhadap kejadian tersebut, dan respon yang dilakukan organisasi. Sebagai contoh, perusahaan barangkali melaporkan kejadian naiknya tingkat bunga sebesar 1% (cukup tinggi). Kemudian perusahaan melaporkan eksposur yatiu posisi obligasi dengan nilai $ 10 Juta (sepuluh juta dolar) . Jika tingkat bunga naik, maka nilai obligasi akan turun (yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian). Berikutnya gambar 1.3 menyajikan respon yang dilakukan perusahaan dalam situasi tersebut (misal melakukan hedging)


Selasa, 12 Juni 2012

DEFINISI DAN PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO



Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komperhensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Ada banyak pengertian atau definisi dari manajemen risiko organisasi ini diantaranya :

Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap yang dipunyai organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko (SBC Warburg, The Practice of Risk Management, Wiley, 2004).

Enterprise Risk Manajemen adalah kerangka yang komperhensif, terintegrasi, untuk mengelola kredit, risiko pasar, modal ekonomis, transfer risiko, memaksimalkan nilai perusahaan.(Lam, James, Enterprise Risk Management, Wiley,2004)


























Enterprise Risk Management



Mahluk hidup secara natural akan mengantisipasi dan mengelola risiko. Sebagai contoh, jika
kita sedang mengendarai mobil maka kita akan berhati hati dan menjaga jarak dengan mobil
lainnya agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan. Pertanyaan nya adalah..? bagaimana dengan
organisasi yang jelas bukan mahluk hidup, bagaimana dia mempertahankan diri dari risiko-risiko
yang ada di sekitar nya..?. Organisasi tidak mempunyai kemampuan mengelola risiko seperti halnya manusia atau mahluk hidup mengelola risiko, untuk itu dibutuhkan seseorang manajer, manajer bertugas membuat organisasi agar dapat mengantisipasi dan mengelola risiko sebagaimana halnya mahluk hidup mengelola risiko yang di hadapinya. Dengan kata lain, tugas seorang manajer adalah membuat organisasi sadar risiko, sehinga risiko bisa di antisipasi dan dikelola dengan baik.
Manajemen risiko organisasi bertujuan menciptakan sistem atau mekanisme dalam organisasi,
sehinga risiko yang merugikan dapat di antisipasi dan di kelola untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Terdapat dua pandangan mengenai hubungan antara “risiko” dengan  “tingkat keuntungan”
pandangan lama berpendapat bahwa semakin tingi risiko maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang di peroleh, pandangan baru berpendapat bahwa risiko harus di kelola.




































 
Pada bagan pandangan lama dapat kita lihat bahwa semakin tinggi risiko maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang di dapat. Sedangkan pada bagan pandangan baru, terdapat tiga zona yaitu :

1.       Zona 1 (Insufficient Risk Taking). Pada zona ini risiko yang di ambil oleh perusahaan terlalu kecil sehingga keuntungan yang di peroleh juga kecil. Pada tahap ini risiko masih dapat ditingkatkan untuk meningkatkan keuntungan dapta dikatakan pada zona ini risiko belum mencapai titik optimal.

2.       Zona 2 (Optimal Risk Taking). Pada zona ini peningkatan risiko sudah tidak berpengaruh terhadap tingkat keuntungan, tahap ini merupakan tahapan optimal risiko.

3.       Zona 3 (Excessive Risk Taking) . Zona ini berada setelah zona optimal risk, pada zona optimal risk penambahan risiko tidak akan mampengaruhi tinggkat keuntungan melainkan jika di teruskan akan memasuki zona tiga yaitu zona dimana peningkatan risiko yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan dan dapaat berakibat fatal (kebangkrutan perusahaan). Sebagai contoh,  Bank memberikan pinjaman pada usaha yang memiliki risiko tinggi seperti perjudian, usaha burung walet, dll. Risiko yang terlalu tinggi akan sulit untuk dikendalikan. Dari ketiga zona tersebut Zona dua adalah zona aman untuk pengelolaan risiko dalam organisasi.

Senin, 11 Juni 2012

Proses Manajemen Risiko



Risiko ada dimana mana , bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari.
Jika risiko itu menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugaian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut. Karena itu risiko penting untuk di kelola. Manajemen  risiko bertujuan untuk mengelola risiko tersebut sehinga kita dapat memperoleh hasil yang optimal.
Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut ini.

           1.       Identifikasi risiko.   
           2.       Evaluasi dan pengukuran risiko.
           3.       Pengelolaan risiko.

      1.       Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko – risiko apa saja yang dihadapi oleh suatu organisasi .  Ada beberapa teknik yang dilakukan untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak di inginkan/merugikan (peril). Sebagai contoh, kompor yang di taruh di dekat minyak tanah. Api merupakan sumber risiko, kompor yang di letakkan di dekat minyak tanah  merupakan kondisi yang meningkatkan kecelakaan, bangunan yang mudah terbakar merupakan eksposur yang di hadapi perusahaan.

      2.       Evaluasi dan pengukuran risiko

Langkah beikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan mengevaluasi risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan mudah untuk di kendalikan.
Ada bebrapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut.

-         Teknik perkiraanan probabilitas (kemungkinan)
misal risiko perusahaan kejatuhan meteor adalah 0.000000001 persen, sehinga risiko ini dapat di abaikan. Sedangkan risiko perusahaan terjadi kebakaran adalah 0,6 persen angaka yang perlu mendapat kan perhatian khusus. Dengan teknik ini kita dapat membandingkan risiko mana yang lebih besar probabilitas nya sehinga kita dapat memprioritaskan penanganan risiko.
-         Teknik berikutnya adalah dengan mengevaluasi dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan.

     3.    Pengelolaan risiko.

     Setelah analisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah mengelola risiko. Risiko harus di kelola.
     Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian
     yang besar. Risiko bisa di kelola dengan berbagai cara seperti :
         
a)      Penghindaran .Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko, tetapi carasemacam ini barang kali tidak optimal sebagai contoh : Jika kita inging memperoleh keuntungan dari bisnis, maka mau tidak mau kita harus keluar dan menghadapi risiko tersebut.
b)      Ditahan. (Retention). Dalam beberapa situasi, akan lebih baik jika kita menghadapi sendiri risiko tersebut.(menahan risiko tersebut atau retention) sebagai contoh, misalkan seseorang yang baru saja membeli sebuah mobil menolak untuk mengasuransikan mobil nya tersebut karna dia berangapan bahwa asuransi terlalu repot dan sangat mahal sehinga pemilik mobil lebih memilih menangung sendiri risiko apa bila terjadi sesuatu pada mobil baru nya itu. Menangung sendiri risiko sama saja dengan menahan risiko atau risk ritention.
c)       Diversifikasi. Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehinga tidak terkonsentrasi pasa satu atau dua eksposur saja. Sebagai contoh, kita barangkali akan memegang aset tidak hanya satu, tetapi pada beberapa aset, misal saham A, saham B, obligasi C, properti, dan sebagainya. Jika terjadi kerugian pada satu aset, kerugian tersebut diharapkan bisa dikomp0ensasi oleh keuntungan dari aset lainnya.
d)      Transfer Risiko. Jika kita tidak ingin menanggung risiko tertentu , kita bisa mentransfer risiko tersebut ke pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut. Sebagai contoh, kita bisa membeli asuransi kecelakaan. Jika terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi akan menangung kerugian dari kecelakaan tersebut.
e)      Pengendalian Risiko. Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidak kita inginkan, Sebagai contoh, untuk mencegah terjadinya kebakaran, kita memasang alaram asap di bangunan kita. Alaram tersebuta merupakan salah satu cara kita mengendalikan risiko kebakaran.
f)       Pendanaan Risiko. Pendanaan risiko mempunyai arti bagaimana  “mendanai” kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul. Sebagai contoh, jika terjadi kebakaran, bagaimana menangung kerugian akibat kebakaran tersebut, apakah dari asuransi, ataukah mengunakan dana cadangan? Isu semacam itu masuk dalam wilayah pendanaan risiko.

Disamping proses manajemen risiko di atas manajemen risiko suatu organisasi juga memerlukan infrastruktur baik keras maupun lunak. Sebagai contoh manajemen risiko barangkali akan membutuhkan sistem komputer untuk analisis risiko. Manajemen risiko juga memerlukan staf dan struktur organisasi yang tepat . Infrastruktur Manajemen Risiko tidak di bahas secara khusus dalam artikel ini.







Kamis, 07 Juni 2012

Manajemen Risiko

Manajemen Risiko.


1.Risiko,Proses Manajemen Risiko, Enterprise Risk Manajement.

Risiko


Risiko merupakan kata yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Biasanya kata tersebut bermakna
negatif, sesuatu yang tidak kita inginkan, tidak kita sukai dan perlu kita hindari. sebagai contoh :
seorang nelayan pergi menangkap ikan dilaut bebas memiliki risiko kapal nya akan terkena badai
atau ombak yang besar yang mengakibatkan kapal nya dapat tengelam. (kejadian yang tidak di inginkan)
seorang pilot mengendarai pesawat ada kemungkinan terjadi kerusakan saat berada di angkasa yang
dapat mengakibatkan pesawat jatuh. (kejadian yang tidak di inginkan), sebuah bank yang memberikan kredit kipada nasabah nya memiliki risiko kredit macet akibat dari nasabah yang tidak dapat menunaikan kewajiban nya, dll.

Definisi risiko/Pengertian risiko.

Ada beberapa definisi dari risiko yaitu :

1.Kejadian yang merugikan.
2.Kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang di harapkan (definisi risiko yang digunakan
   dalam analisis investasi)

Mengapa muncul risiko..?

Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidak pastian. Risiko muncul karena kondisi ketidak pastian.didalam hidup ini kita dihadapkan pada ketidak pastian. Sebagai contoh : Hari ini bisa terjadi hujan, bisa juga tidak terjadi hujan, investasi kita bisa mendapatkan keuntungan dan bisa juga mendapatkan kerugaian.

Ketidak pastian itu sendiri memiliki tingkatannya sbb :
Tingkatan ketidak pastian.


 Tingkat ketidak pastian
            Karakteristik
          Contoh
Tidak Ada
Hasil bisa diprediksi dengan pasti
Hukum Alam
Objektif
Hasil bisa diidentifikasi,probabilitas
diketahui.

Permainan dadu,Kartu
Subjektif
Hasil bisa diidentifikasi tapi
probabilitastidak diketahui.

Kebakaran,Kecelakaan
mobil,Investasi.
Tidak Pasti
Hasil tidak bisa diidentifikasi dan
Probabilitas tidak diketahui
Eksplorasi angkasa

Pada tingkat pertama, kondisi kepastian sangat tinggi, hasil bisa di prediksi dengan relatif pasti.
hukum alam merupakan contoh kepastian tersebut. Sebagai contoh : kita bisa memprediksi dengan pasti bahwa bumi mengitari matahari selama 360 hari (satu tahun).

Pada tingkat kedua yaitu ketidak pastian objektif, dengan contoh permainan Dadu, jika kita melemparkan dadu, ada enam kemungkinan yaitu angaka 1 2 3 4 5 6 (ada enam kemungkinan hasil) kita bisa menghitung probabilitas masing-masing angka untuk keluar yaitu 1/6.

Pada tingkat ketiga yaitu ketidak pastian subjectif, dengan contoh kecelakaan mobil, berapa besar probabilitas kita mengalami kecelakaan mobil.?, dan jika terjadi kecelakaan kerusakan atau kerugaian yang bagaimana yang kita dapat.?, sangat sulit untuk menjawabnya.!

Pada tingkat keempat yaitu ketidak pastian sangat tidak pasti.
Contoh eksplorasi angkasa. Kita tidak tau apa hasil yang akan diperoleh dari eksplorasi angkasa.

B. Tipe-tipe Risiko.


Risiko beragam jenisnya, mulai dari risiko kecelakaan,kebakaran,fluktuasi kurs, perubahan tinggkat bunga, dll. Untuk memudahkan dalam menganalisis dan mengelompokkan risiko, kita bisa memetakan atau mengelompokkan risiko-risiko tersebut, salah satu cara untuk mengelompokkan risiko tersebut adalah dengan cara melihat tipe-tipe risiko. Lihat bagan berikut..

 

 Kategori Risiko
Risiko dapat dikelompokkan kedalam risiko murni dan risiko spekulatif dengan penjelasan sbb:

1.Risiko Murni.(Pure Risk) adalah risiko dimana kemunginan kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan
tidak ada. Jadi kita membicarakan potensi kerugian untuk risiko tipe ini. Beberapa contoh risiko tipe ini adalah risiko kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya. Contoh lain adalah banjir, disamping individu yang terkena dampaknya masyarakat secara keseluruhan juga akan dirugikan. Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan risiko murni.

2. Risiko spekulatif, adalah risiko dimana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungan di bicarakan dalam jenis risiko ini. Contoh tipe risko ini adalah usaha bisnis. Dalam kegiatan bisnis kita mengharapkan keuntungan meskipun ada potensi kerugian. Contoh lain adalah jika kita memegang (membeli) saham, harga pasar bisa meningkat (kita memperoleh keuntungan) bisa juga analisis kita salah harga saham bukannya meningkat tetapi menurun, (kita memperoleh kerugian).
Risiko spekulatif bisa juga disebut risiko bisnis. Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikan individu tertentu, tetapi akan menguntungkan individu lainnya.

Risiko juga bisa dikelompokkan kedalam risiko Subjektif dan Objektif dengan penjelasan sbb.


1. Risiko Objektif adalah risiko yang didasarkan pada obserfasi parameter yang objektif.
sebagai contoh : Fluktuasi harga atau keuntungan investasi di pasar modal bisa di ukur melalui standar deviasi, misal standar deviasi return saham adalah 25% per tahun.
Contoh lainnya dalam menentukan harga jual sebuah produk, harga jual haruslah lebih besar dari harga pembuatan produk sehinga dengan demikian kita dapat memperoleh keuntungan, misal harga pembuatan
satu unit produk adalah Rp. 2000, maka harga jual haruslah lebih besar dari harga pembuatan misal Rp.2500. Harga pembuatan adalah parameter yang di gunakan untuk menentukan harga jual.

2.Risko Subjektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko.
Dengan kata lain kondisi mental seseorang akan menentukan kesikmpulan tinggi rendahnya risiko tertentu. Sebagai contoh, untuk standar devisi return pasar yang sama sebesar 25%, dua orang dengan keperibadian berbeda akan mempunyai cara pandang yang berbeda , orang yang konservatif akan menganggap risiko investasi dipasar modal terlalu tinggi. Sementara bagi orang yang agresif, risiko investasi di pasar modal dianggap tidak terlalu tinggi.

Contoh-contoh risiko murni.

   TIPE RISIKO
                   DEFINISI
                 ILUSTRASI
Risiko aset fisik
Risiko yang terjadi karena
Kejadian tertentu, yang berakibat
Kerugian pada aset fisik organisasi
Kebakaran yang melanda gudang
Atau bangunan perusahaan
Risiko karyawan
Risiko karena karyawan
Mengalami peristiwa merugikan
Kecelakaan kerja mengakibatkan
Karyawan cedera, kegiatan operas-
Ional terganggu.
Risiko legal
Risiko kontrak tidak sesuai yang
Diharapkan,dokumentasi yang
Tidak benar.
Terjadi perselisihan sehingga peru-
Sahaan lain menuntut ganti rugi
Yang signifikan.



Contoh Risiko Spekulatif

TIPE RISIKO
DEFINISI
ILUSTRASI
Risiko Pasar
Risiko yang terjadi dari pergerakan
Harga atau volatilitas harga pasar
Harga pasar saham dalam proto-
Folio perusahaan mengalami
Penurunan, yang mengakibatkan
Kerugian yang dialami perusahaan
Risiko kredit
Risiko karena counter party gagal
Memenuhi kewajibannya kepada
Perusahaan
Debitur tidak bisa membayar cicilan
Dan bunga hutang, sehingga
Perusahaan mengalami kerugian.
Piuang dagang tidak terbayar.
Risiko likuiditas
Risiko tidak bisa memenuhi
Kebutuhan kas, risiko tidak bisa
Mejual dengan cepat karena
Ketidak likuidan atau ganguan
Pasar
Perusahaan tidak mempunyai kas
Untuk membayar kewajiban (misal
Melunasi hutang). Perusahaan
Terpaksa menjual tanah dengan
Harga murah (dibawah standar)
Karna sulit menjual tanah tersebut
Dengan harga standar (tidak likuid)
Risiko operasional
Risiko kegiatan operasional
Tidak berjalan lancar dan meng-
Akibatkan kerugian: kegagalan
Sistem, human error, pengendalian
Dan prosedur yang kurang.
Komputer perusahaan terkena
Virus sehingga operasional peru-
Sahaan terganggu. Prosedur
Pengendalian perusahaan tidak
Memadai sehingga terjadi
Pencurian property perusahaan.

A.